2016/05/09

contoh SATUAN ACARA PENYULUHAN Imunisasi Campak



SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan            :   Imunisasi Campak
Sub pokok bahasan  Konseling pemberian Imunisasi campak pada Anak yang tidak diberikan imunisasi campak saat bayi
Sasaran                       :    Ny. Asifah umur 25 tahun, warga Rt 03/ Rw 06
Hari/ tanggal               :    13/ 14/ 15 Mei 2016
Waktu                         :    30 menit (pukul 10.00 s.d 10.30 WIB)
Tempat                        :    ........
Pelaksana                    :    Siti Maria Hartati

1.      Tujuan Umum
Setelah mendapat penyuluhan selama 30 menit diharapkan Ny. Asifah mau melakukan pemberian Imunisasi campak pada anaknya dan pentingnya imunisasi campak bagi anaknya.
2.      Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan diharapkan Ny. Asifah dapat :
a.       Mengetahui tentang pengertian imunisasi campak
b.      Mengetahui dampak tidak dilakukan imunisasi campak
c.       Manfaat dan pentingnya dilakukan imunisasi campak pada anak
3.      Materi
a.       Pengertian Imunisasi Campak
b.      Dampak tidak dilakukan pemberian Imunisasi Campak
c.       Manfaat dan pentingnya dilakukannya Imunisasi campak pada anak

4.      Kegiatan Penyuluhan
No.
Tahapan
Kegiatan penyuluhan
Sasaran
Waktu
1.
Pembukaan
-          Memberi salam
-          Memperkenalkan diri
-          Menjelaskan tujuan
Menjawab
Mendengarkan
Mendengarkan
2 menit
2.
Pelaksanaan
-          Menjelaskan pengertian Imunisasi Campak
-          Menjelaskan dampak tidak dilakukan pemberian Imunisasi Campak
-          Menjelaskan manfaat dan pentingnya dilakukannya Imunisasi campak pada anak

Mendengarkan

Mendengarkan

Mendengarkan



Mendengarkan

15 menit


3.
Penutup
-          Review
-          Kesimpulan materi
-          Menanyakan beberapa pertanyaan yang diberikan
-          Mengucapkan salam
Mendengarkan
Mendengarkan
Menjawab


Menjawab
13 menit

5.      Metode
Ceramah, tanya jawab
6.      Media
Video, ilustrasi



7.      Sumber
http://adie-ck.blogspot.com/2012/01/manfaat-imunisasi-campak.html
8.      Evaluasi
Secara lisan penyuluh mengajukan pertanyaan:
a.         Pengertian Imunisasi Campak
b.        Dampak  tidak dilakukan pemberian Imunisasi Campak
c.         Manfaat dan pentingnya dilakukannya Imunisasi campak pada anak






















MATERI
KONSELING PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK
1.      Pengertian Imunisasi Campak
Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak. Imuniasi campak diberikan sebanyak 2 kali pertama pada saat anak berumur 9 bulan atau lebih, selain itu dosis ulangan (second oppurtunity pada crash program campak) pada usia 6-59 bulan serta saat SD kelas 1- 6. Imunisasi campak diberikan secara subkutan maupun intramuskuler diotot lengan atas. Imunisasi campak pertama diperlukan untuk menimbulkan respon kekebalan primer, sedangkan campak ulangan atau kedua diperlukan untuk meningkatkan  kekuatan antibodi sanpai pada tingkat yang tertinggi.
Bila anak terlambat mendapatkan imunisasi campak, segera berikan kapan pun saat kedokter atau kebidan selama sang anak berusia 9-12 bulan. Namun bila anak telah berusia lebih dari 1 tahun dapat memberikannya langsung imuniasi MMR. Apabila anak telah mendapat imunisasi MMR pada usia 15-18 bulan dan ulangan imunisasi pada umur 6 tahun maka ulangan campak pada saat masuk SD tidak diperlukan.
2.      Dampak  tidak dilakukan pemberian Imunisasi Campak
Jika tidak diimunisasi campak anak akan terserang penyakit campak, campak sendiri adalah penyakit yang disebabkan oleh virus campak disebut juga rubella, morbili atau measles. Penyakit ini ditularkan melalui droplet ataupun kontak dengan penderita. Penyakit ini memiliki masa inkubasi 8-13 hari.
Campak ditandai dengan gejala awal demam, batuk, pilek dan konjungtivitis yang kemudian diikuti dengan bercak kemerahan pada kulit (rash). Dampak penyakit campak ini dikemudian hari adalah kurang gizi sebagai akibat diare berulang dan berkepanjangan pasca campak. Sindrom radang otak pada anak diatas 10 tahun, dan tuberkolusis paru menjadi lebih parah setelah sakit campak berat.

3.      Manfaat dan pentingnya dilakukannya Imunisasi campak pada anak
Vaksinisasi campak yang diberikan pada usia 9 bulan dan 6 tahun, membantu memberikan kekebalan pada anak, sehingga anak tidak lagi  terinfeksi campak. Campak memang hanya menulari satu kali seumur hidup namun penyakit ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan kematian. Penyakt campak yang bisa menyebabkan kematian yaitu apabila telah terjadi komplikasi, misalnya radang paru-paru dan radang otak. Bagi anak yang daya tahan tubuhnya sangat baik, bisa tidak pernah tertular penyakit campak.

Contoh SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN) pencegahan Demam Berdarah Dengue



SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan            : Demam Berdarah Dengue (DBD)
Sub pokok bahasan     : Konseling pencegahan terjadinya Demam Berdarah Dengue (DBD)
Sasaran                        : Warga Rt 03/ Rw 06
Hari/ tanggal               : 13/ 14/ 15 Mei 2016
Waktu                         : 30 menit (pukul 10.00 s.d 10.30 WIB)
Tempat                        : ........
Pelaksana                    : Anggota kelompok 1 Rt 03/ Rw. 06

1.      Tujuan Umum
Setelah mendapat penyuluhan selama 30 menit diharapkan warga Rt 03/ Rw 06 dapat bekerjasama dalam melakukan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya Demam Berdarah Dengue (DBD).
2.      Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan diharapkan warga Rt 03/ Rw 06 dapat:
a.       Mengetahui cara terjadinya Demam Berdarah Dengue (DBD)
b.      Cara mengenali gejala DBD
c.       Mengetahui cara mencegah terjadinya Demam Berdarah Dengue (DBD)
d.      Mengetahui Komplikasi Demam Berdarah Dengue (DBD) terhadap tubuh
3.      Materi
a.       Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD)
b.      Cara terjadinya Demam Berdarah Dengue (DBD)
c.       Cara mengenali gejala DBD
d.      Cara mencegah terjadinya Demam Berdarah Dengue (DBD)
e.       Komplikasi Demam Berdarah Dengue (DBD) terhadap tubuh
4.      Kegiatan Penyuluhan
No.
Tahapan
Kegiatan penyuluhan
Sasaran
Waktu
1.
Pembukaan
-          Memberi salam
-          Memperkenalkan diri
-          Menjelaskan tujuan
Menjawab
Mendengarkan
Mendengarkan
2 menit
2.
Pelaksanaan
-          Menjelaskan pengertian Demam Berdarah dengue (DBD)
-          Menjelaskan Cara terjadinya Demam Berdarah Dengue (DBD)
-          Menjelaskan cara mengenali gejala Demam Berdarah Dengue (DBD)
-          Menjelaskan Cara mencegah terjadinya Demam Berdarah Dengue (DBD)
-          Menjelaskan Komplikasi Demam Berdarah Dengue (DBD) terhadap tubuh
Mendengarkan


Mendengarkan



Mendengarkan



Mendengarkan



Mendengarkan

15 menit


3.
Penutup
-          Review
-          Kesimpulan materi
-          Menanyakan beberapa pertanyaan yang diberikan
-          Mengucapkan salam
Mendengarkan
Mendengarkan
Menjawab


Menjawab
13 menit
  
5.      Metode
Ceramah, tanya jawab
6.      Media
Video, ilustrasi
7.      Sumber
Maryunani, Anik. 2014. Pengenalan Praktik MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit Untuk Paramedis. Jakarta: In Media.
Prihaningtyas, Rendi  A. 2014. Deteksi Dan Cepat Obati 30 + Penyakit Yang Sering Menyerang Anak. Yogyakarta: Media Perssindo.
8.      Evaluasi
Secara lisan penyuluh mengajukan pertanyaan:
a.       Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD)
b.      Cara terjadinya Demam Berdarah Dengue (DBD)
c.       Cara mengenali gejala Demam Berdarah Dengue (DBD)
d.      Cara mencegah terjadinya Demam Berdarah Dengue (DBD)
e.       Komplikasi Demam Berdarah Dengue (DBD) terhadap tubuh
















MATERI
KONSELING PENCEGAHAN TERJADINYA DBD
1.      Pengertian DBD
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes terutama Aedes Aegypti betina dan ditandai dengan demam tinggi disertai tanda – tanda perdarahan.
2.      Cara terjadinya DBD
Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi akibat virus dengue masuk kedalam tubuh melalui kulit saat nyamuk Aedes Aegypti yang terinfeksi sedang menghisap darah. Penularan infeksi dengue terjadi karena virus yang sudah masuk ke tubuh seseorang akan beredar di dalam darah. Saat nyamuk Aedes betina menghisap darah, maka virus akan masuk dalam tubuh nyamuk Aedes Aegypti  dan akan menyebar di peredaran darah nyamuk tersebut selama 8-12 hari. Lalu, saat nyamuk yang sudah terinfeksi menggigit orang lain, maka nyamuk akan mengeluarkan air liurnya pada orang tersebut sehingga virus dengue pun akan ikut terbawa masuk ke dalam tubuh orang yang di gigit.
3.      Cara mengenali gejala DBD
Gejala demam sebagai penanda awal DBD sulit dibedakan dengan penyakit lain, itulah sebabnya, untuk mengenali gejala DBD dilakukan pemantauan pola demam. Berikut adalah fase DBD
a.       Fase demam (1 – 3 hari)
§  Biasanya mendadak terjadi suhu tinggi
§  Ditemukan tanda – tanda perdarahan seperti gusi berdarah
§  Keluhan seperti nyeri kepala, nyeri otot, nyeri tulang, kemerahan pada wajah, dan nyeri dibelakang mata
§  Terjadi dehidrasi, karena itu asupan cairan harus cukup
§  Kejang akibat demam tinggi
b.      Fase kritis (3 – 6 hari)
§  Suhu tubuh turun menjadi 37,5 oC atau lebih rendah lagi
§  Terjadi penurunan kondisi seperti syok, perdarahan, dan kerusakan organ.
c.       Fase penyembuhan (6 – 10 hari)
§  Kondisi membaik setelah anak melewati fase kritis dalam 24-48 jam
§  Jika tidak terjadi penurunan kondisi
§  Keluhan gangguan pencernaan berkurang, nafsu makan bertambah, dan kondisi membaik.
§  Terkadang anak akan mengalami gatal – gatal di seluruh tubuh dan muncul ruam kemerahan di kulit yang normal.
4.      Cara mencegah terjadinya DBD
Untuk mencegah terjadinya demam berdarah, maka cara yang dapat dilakukan antara lain:
a.       Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam keluarga. Salah satunya dengan menguras bak mandi setidaknya seminggu sekali.
b.      Selalu menjaga kebersihan sekitar rumah seperti membersihkan kaleng – kaleng bekas dari sekitar rumah.
c.       Memelihara ikan pemakan jentik di kolam – kolam ikan.
d.      Mencegah gigitan nyamuk dengan cara jangan menggosok bekas gigitan.  Jika anak mengeluh gatal, oles calamine lotion pada kulit anak.
5.      Komplikasi DBD terhadap tubuh
Demam Berdarah Dengue (DBD) yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan syok, perdarahan, gagal ginjal akut, gagal hati akut, gagal napas, hingga kematian. Anak memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami DBD dibandingkan orang dewasa.