PEMBAGIAN JENIS ANTIBIOTIKA
§ indikasinya sesuai waktu, tempat dan
pasien serta penyakitnya
§ hanya untuk penyakit karena infeksi
bakteri, tidak boleh sedikit-sedikit harus pakai antibiotik
§ harus dihabiskan walaupun penyakit
sudah sembuh/mulai sembuh. Karena sisa bakteri yang masih hidup akan resisten
(kuat) terhadap antibiotik kemudian berkembang
§ cara minum yang SALAH adalah
misalnya 2 x sehari atau 3 x sehari, yang BENAR adalah tiap 8 jam atau tiap 12
jam
§ tidak semua penyakit harus pakai
antibiotik, misalnya sakit gigi belum tentu harus pakai antibiotik, atau sakit
demam berdarah karena virus.
a.
Amoxicilin : dosis 3 x
sehari (tiap 8 jam), untuk infeksi ringan-sedang (kurang ampuh untuk demam
tipus/thypoid), antibakteri yang fungsinya luas (broad spectrum) sehingga
sering digunakan, cukup aman untuk segala usia
b.
Ciprofloksasin : dosis 2 x
sehari (tiap 12 jam), tidak aman bagi anak-anak, sering digunakan untuk
berbagai macam infeksi bakteri
c.
Kotrimoksazol : dosis 2 x
sehari (tiap 12 jam), cukup aman untuk segala usia
d.
Cefadroksil : dosis 2 x
sehari (tiap 12 jam), lebih sering digunakan untuk infeksi pernapasan
e.
Kloramfenikol : dosis 3 x
sehari, tidak aman bagi anak dan sudah mulai ditinggalkan
Secara garis besar, jenis-jenis antibiotika dan
kemoterapetika yang ada mencakup jenis-jenis berikut ini :
1. G o l o n g a n p e n i s i l i n
Golongan penisilin bersifat bakterisid dan bekerja
dengan mengganggu sintesis dinding sel. Antibiotika pinisilin mempunyai
ciri khas secara kimiawi adanya nukleus asam amino-penisilinat, yang terdiri
dari cincin tiazolidin dan cincin betalaktam. Spektrum kuman terutama
untuk kuman koki Gram positif. Beberapa golongan penisilin ini juga aktif
terhadap kuman Gram negatif. Golongan penisilin masih dapat terbagi menjadi
beberapa kelompok, yakni:
a.
Penisilin yang rusak oleh enzim penisilinase, tetapi
spektrum anti kuman terhadap Gram positif paling kuat. Termasuk di sini adalah Penisilin G (benzil
penisilin) dan derivatnya yakni penisilin prokain dan penisilin benzatin,
dan penisilin V (fenoksimetil penisilin). Penisilin G dan penisilin prokain
rusak oleh asam lambung sehingga tidak bisa diberikan secara oral,
sedangkan penisilin V dapat diberikan secara oral. Spektrum antimikroba di mana penisilin golongan
ini masih merupakan pilihan utama meliputi infeksi-infeksi
streptokokus beta hemolitikus grup A, pneumokokus, meningokokus,
gonokokus, Streptococcus viridans, Staphyloccocus, pyoneges (yang tidak
memproduksi penisilinase), Bacillus anthracis, Clostridia, Corynebacterium
diphteriae, Treponema pallidum, Leptospirae dan Actinomycetes sp.
b.
Penisilin yang tidak rusak oleh enzime penisilinase, termasuk di
sini adalah kloksasilin, flukloksasilin, dikloksasilin, oksasilin,
nafsilin dan metisilin, sehingga hanya digunakan untuk kuman-kuman yang
memproduksi enzim penisilinase.
c.
Penisilin dengan spektrum luas terhadap kuman Gram
positif dan Gram negatif, tetapi rusak oleh enzim penisilinase. Termasuk di
sini adalah ampisilin dan amoksisilin. Kombinasi
obat ini dengan bahan-bahan penghambat enzim penisiline, seperti asam
klavulanat atau sulbaktam, dapat memperluas spektrum terhadap kuman-kuman
penghasil enzim penisilinase.
d.
Penisilin antipseudomonas (antipseudomonal penisilin).
Penisilin
ini termasuk karbenisilin, tikarsilin, meklosilin dan piperasilin
diindikasikan khusus untuk kuman-kuman Pseudomonas aeruginosa.
2.
G
o l o n g a n s e f a l o s p o r i n
Golongan ini hampir sama dengan penisilin oleh karena mempunyai cincin beta
laktam. Secara umum aktif terhadap kuman Gram positif dan Gram negatif,
tetapi spektrum anti kuman dari masing-masing antibiotika sangat beragam,
terbagi menjadi 3 kelompok, yakni:
a.
Generasi
pertama yang paling aktif terhadap kuman Gram positif secara in vitro. Termasuk di
sini misalnya sefalotin, sefaleksin, sefazolin, sefradin. Generasi pertama
kurang aktif terhadap kuman Gram negatif.
b.
Generasi
kedua agak kurang aktif terhadap kuman Gram positif tetapi lebih aktif terhadap
kuman Gram negatif, termasuk di sini misalnya sefamandol dan
sefaklor.
c.
Generasi
ketiga lebih aktif lagi terhadap kuman Gram negatif, termasuk
Enterobacteriaceae dan kadang-kadang peudomonas. Termasuk di sini adalah
sefoksitin (termasuk suatu antibiotika sefamisin), sefotaksim
dan moksalatam.
3. G o l o n g a n a m f e n i k o l
Golongan ini mencakup senyawa induk
kloramfenikol maupun derivat-derivatnya yakni kloramfenikol
palmitat, natrium suksinat dan tiamfenikol. Antibiotika ini aktif terhadap
kuman Gram positif dan Gram negatif maupun ricketsia, klamidia, spirokaeta
dan mikoplasma. Karena toksisitasnya terhadap sumsum tulang, terutama
anemia aplastika, maka kloramfenikol hanya dipakai untuk infeksi S. typhi
dan H. influenzae.
4. G o l o n g a n t e t r a s i k l
i n
Merupakan antibiotika spektrum luas
bersifat bakteriostatik untuk kuman Gram positif dan Gram negatif,
tetapi indikasi pemakaiannya sudah sangat terbatas oleh karena masalah
resistensi, namun demikian antibiotika ini masih merupakan pilihan utama
untuk infeksi-infeksi yang disebabkan oleh klamidia, riketsia, dan mikoplasma.
Mungkin juga efektif terhadap N. meningitidis, N. gonorhoeae dan H.
influenzae., termasuk di sini adalah tetrasiklin, klortetrasiklin,
oksitetrasiklin, doksisiklin, minosiklin, metasiklin dan demeklosiklin.
5. G o l o n g a n a m i n o g l i k
o s i d a
Merupakan golongan antibiotika yang
bersifat bakterisid dan terutama aktif untuk kuman Gram negatif.
Beberapa mungkin aktif terhadap Gram positif. Streptomisin dan kanamisin
juga aktif terhadap kuman TBC. Termasuk di sini adalah amikasin,
gentamisin, kanamisin, streptomisin, neomisin, metilmisin dan tobramisin,
antibiotika ini punya sifat khas toksisitas berupa nefrotoksik, ototoksik
dan neurotoksik.
6. G o l o n g a n m a k r o l i d a
Golongan makrolida hampir sama
dengan penisilin dalam hal spektrum antikuman, sehingga merupakan
alternatif untuk pasien-pasien yang alergi penisilin. Bekerja
dengan menghambat sintesis protein kuman. Aktif secara invitro terhadap
kuman-kuman Gram positif, Gram negatif, mikoplasma, klamidia, riketsia dan
aktinomisetes. Selain sebagai alternatif penisilin, eritromisin juga merupakan
pilihan utama untuk infeksi pneumonia atipik (disebabkan oleh Mycoplasma
pneumoniae) dan penyakit Legionnaires (disebabkan Legionella pneumophilla)
termasuk dalam golongan makrolida selain eritromisin juga roksitromisin,
spiramisin, josamisin, rosaramisin, oleandomisin dan trioleandomisin.
7. G o l o n g a n l i n k o s a m i
d
Termasuk di sini adalah linkomisin
dan klindamisin, aktif terhadap kuman Gram positif termasuk stafilokokus
yang resisten terhadap penisilin. Juga aktif terhadap kuman anaerob,
misalnya bakteroides. Sering dipakai sebagai alternatif penisilin
antistafilokokus pada infeksi tulang dan sendi serta infeksi-infeksi abdominal.
Sayangnya, pemakaiannya sering diikuti dengan superinfeksi C. difficile,
dalam bentuk kolitis pseudomembranosa yang fatal.
8. G o l o n g a n p o l i p e p t i
d a
Antibiotika golongan ini meliputi
polimiksin A, B, C, D dan E. Merupakan kelompok antibiotika yang terdiri
dari rangkaian polipeptida dan secara selektif aktif terhadap kuman Gram
negatif, misalnya psedudomonas maupun kuman-kuman koliform yang lain.
Toksisitas polimiksin membatasi pemakaiannya, terutama dalam
bentuk neurotoksisitas dan nefrotoksisitas. Mungkin dapat berperan lebih
penting kembali dengan meningkatnya infeksi pseudomonas dan enterobakteri
yang resisten terhadap obat-obat lain.
9. G o l o n g a n a n t i m i k o b
a k t e r i u m
Golongan antibiotika dan
kemoterapetika ini aktif terhadap kuman mikobakterium. Termasuk di sini adalah
obat-obat anti TBC dan lepra, misalnya rifampisin, streptomisin, INH,
dapson, etambutol dan lain-lain.
10. G o l o n g a n s u l f o n a m i
d a d a n t r i m e t r o p i m
Kepentingan sulfonamida dalam
kemoterapi infeksi banyak menurun karena masalah resistensi. Tetapi
beberapa mungkin masih aktif terhadap bentuk-bentuk infeksi tertentu
misalnya sulfisoksazol untuk infeksi dan infeksi saluran kencing.
Kombinasi sulfamektoksazol dan trimetoprim untuk infeksi saluran kencing,
salmonelosis, kuman bronkitis, prostatitis. Spektrum kuman mencakup
kuman-kuman Gram positif dan Gram negatif.
11. G o l o n g a n k u i n o l o n
Merupakan kemoterapetika sintetis
yang akhir-akhir ini mulai populer dengan spektrum antikuman yang
luas terutama untuk kuman-kuman Gram negatif dan Gram positif,
enterobakteriaceae dan pseudomonas. Terutama dipakai untuk infeksi-infeksi
nosokomial. Termasuk di sini adalah asam nalidiksat, norfloksasin,
ofloksasin, pefloksasin dan lain-lain.
12. G o l o n g a n l a i n – l a i n
Masih banyak jenis-jenis antibiotika
dan kemoterapetika lain yang tidak tercakup dalam kelompok yang disebutkan
di atas. Misalnya saja vankomisin, spektinomisin, basitrasin,
metronidazol, dan lain-lain. Informasi mengenai pemakaian dan sifat
masing-masing dapat dicari dari sumber pustaka baku. Vankomisin terutama aktif
untuk Gram positif, terutama untuk S. areus, S. epidermidis, S.
pneumoniae. Juga merupakan pilihan untuk infeksi stafilokokus yang
resisten terhadap metisilin. Tetapi karena toksisitasnya, maka vankomisin hanya
dianjurkan kalau antibiotika lain tidak lagi efektif.
No comments:
Post a Comment