2015/10/03

sejarah perkembangan Puskesmas






Sejarah Perkembangan
               Sejarah dan perkembangan puskesmas di Indonesia mulai dari didirikannya berbagai institusi kesehatan seperti balai pengobatan, balai kesejahteraan ibu dan anak, serta diselenggarakannya berbagai upaya kesehatan seperti usaha hygiene dan sanitasi lingkungan yang masing-masing berjalan sendiri-sendiri.
               Pada pertemuan Bandung Plan (1951), dr. J. Leimena mencetuskan pemikiran untuk mengintegrasikan berbagai institusi. Upaya tersebut dibawah satu pimpinan agar lebih efektif dan effisie. Konsep ini kemudian diadopsi oleh WHO. Konsep pelayanan yang terin tegrasi lebih berkembang dengan pembentukan team work dan team approach dalam pelayanan kesehatan (1956). Gagasan ini dirumuskan sebagai konsep pengembangan system pelayanan kesehatan tingkat primer dengan membentuk unit-unit organisasi fungsional dari Dinas Kesehatan Kabupaten di setiap Kecamatan yang mulai dikembangkan sejak tahu 1969/1970.
               Penggunaan istilah Puskesmas pertama kali dimuat pada Master plan of operastion for streinghtening national kealth service in Indonesia tahun 1969. Dalam dokumen tersebut, sebutkan puskesmas terdiri atas 3 tipe puskesmas ( tipe A, tipe B, tipe C). kemudian dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional  ke III tahun 1970 menetapkan hanya ada satu tipe puskesmas dengan 6 kegiatan pokok.
               Perkembangan selanjutnya lebih mengarah pada penambahan kegiatan pokok seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemampuan pemerrintah serta keinginan program di tingkat pusat, sehingga kegiiatan berkembanng menjadi 18 kegiatan pokok, bahkan di  Jakarta mengembangkan menjadi 21 kegiatan pokok.
               Melalui rakerkesnas tersebut timbul gagasan untuk menyatukan semua pelayanan kesehatan tingkat pertama dalam kedalam suatu organisasi yang dipercaya dan diberi nama Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
Puskesmas waktu itu dibedakan menjadi  4 macam yakni:
a.       Puskesmas tingkat desa
b.      Puskesmas tingkat kecamatan
c.       Puskesmas tingkat kawedanan
d.      Puskesmas tingkat kabupaten
Kemudian, pada rakernas ke-2 tahun 1969, puskesmas dibagi menjadi 3 kategori:
a.       Puskesmas tipe A dipimpin oleh okter secara penuh
b.      Puskesmas tipe B dipimpin oleh doktr secara tidak penuh
c.       Puskesmas tipe C dipimpin oleh paramedic

Lokakarya Mini Puskemas
      Dalam rangka menejemen Puskesmas yang terdiri atas perencanaan , penggerakan pelaksanaan dan pengawasan, pengendalian dan penelitian, maka Lokakarya Mini Puskesmas merupakan pedoman penggerakan pelaksaan. Lokakarya Mini  Puskesmas terdiri atas 4 komponen, yaitu penggalangan kerja sama lindas sektoral, dan rapat kerja tri bulan lintas sektoral
1.      Penggalangan kerja sama dalam tim
Yaitu lokakarya yang dilaksanakan sebulan sekali didalam lingkungan puskesmas sendiri, dalam rangka meningkatkan kerja sama antar petugas puskesmas untuk meningkatkan fungsi  puskesmas.
2.      Penggalangan kerja sama lintas sektoral
Dalam rangka meningkatkan  peran serta masyarakat dan dukungan sektor-sektor  yang bersangkutan, diperlukan penggalangan kerjasama lintas sektoral serta dilakasanakan dalam satu pertemuan lintas sektoral setahun sekali.
Untuk itu, perlu dijelaskan mnfaat bersama pembinaan upaya peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan bagi sektor-sektor  yang bersangkutan. Sebagai hasil peretemuan adalah kesepakatan rencana kerja sama lintas sektoral dalam membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.


DAFTAR PUSTAKA

Syafrudin, dkk. 2009. “Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Mahasiswa Kebidanan”. Jakarta: TIM.
Prasetyawati, Arsita. 2012. “Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam Milenium Development Goals”. Yogyakarta: Nuha Medika.

No comments: